Hakikat Kehidupan di Dunia - Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc
Manusia yang mengamati dirinya dan orang-orang di sekitarnya, akan mengetahui dengan dengan pasti tentang berbagai kekuasaan Allah Azza wa Jalla . Dia memahami bahwa kehidupannya di dunia melewati fase-fase yang pasti dilewati dan tidak bisa dipungkiri jika dia berumur panjang. Sebelumnya dia tidak ada, kemudian lahir ke dunia sebagai bayi, lalu menjadi bocah (anak kecil), muda, dewasa, tua, dan akhirnya ajal menjemputnya. Allah Azza wa Jalla berfirman: كَيْفَ تَكْفُرُونَ بِاللَّهِ وَكُنْتُمْ أَمْوَاتًا فَأَحْيَاكُمْ ۖ ثُمَّ يُمِيتُكُمْ ثُمَّ يُحْيِيكُمْ ثُمَّ إِلَيْهِ تُرْجَعُونَ Mengapa kamu kafir kepada Allah, padahal kamu tadinya mati, lalu Allah menghidupkan kamu, kemudian kamu dimatikan dan dihidupkan-Nya kembali, kemudian kepada-Nya-lah kamu dikembalikan? [al-Baqarah/2:28] Imam Baghawi rahimahullah berkata, “Kemudian Allah Azza wa Jalla berkata kepada orang-orang musyrik Arab dengan bentuk keheranan ‘Mengapa kamu kafir kepada Allah’, setelah penegakkan bukti-bukti dan kejelasan keterangan-keterangan. Kemudian Allah Azza wa Jalla menyebutkan bukti-bukti: ‘padahal kamu tadinya mati’, dalam bentuk setetes mani di dalam tulang sulbi bapak kamu, ‘lalu Allah menghidupkan kamu,’ di dalam rahim dan di dunia, ‘kemudian kamu dimatikan’, ketika habis ajal kamu ‘dan dihidupkan-Nya kembali’, untuk kebangkitan setelah kematian, ‘kemudian kepada-Nya-lah kamu dikembalikan?’, kamu akan datang di akhirat, lalu Allah Azza wa Jalla akan membalas perbuatan-perbuatan kamu”. [Tafsîr al-Baghawi 1/77]